Daftar Isi
Dikembangkan pada awal abad terakhir, sistem Tes IQ telah dikenal sebagai metode yang paling terkenal untuk mengevaluasi kecerdasan seseorang. Banyak orang yang telah mencoba melakukannya melalui internet tanpa mengetahui secara pasti bagaimana cara kerjanya. Yang lain pasti bertanya-tanya tentang keefektifannya dan apa makna sebenarnya di balik hasil yang dihasilkannya.
Untuk menjernihkan semua keraguan ini, di bawah ini kami akan menjelaskan sedikit tentang karakteristik utama tes IQ, asal-usul dan relevansinya di masa kini.
- Pantone meluncurkan 'tes IQ' warna yang menilai kecerdasan visual Anda
Pertama, apa itu IQ? Bagaimana cara kerja tes ini?
IQ adalah singkatan dari kecerdasan inteligensi (intelligence quotient) Ini mengekspresikan tingkat kapasitas mental seseorang dengan mempertimbangkan rata-rata global dan bahkan kelompok usia untuk anak-anak.
- Gadis berusia 12 tahun ini memiliki IQ lebih tinggi dari Einstein dan Stephen Hawking
Penilaian ini merupakan bagian dari tes IQ dan hasilnya disusun dalam skala yang biasanya berkisar antara 0 hingga 200. Jika skor seseorang antara 121 dan 130, mereka dianggap berbakat, tetapi jika skornya antara 20 dan 40, berarti penalaran mereka jauh di bawah rata-rata.
Menurut profesor psikologi Richard Nisbett, nilai IQ tidak ditentukan oleh genetika. Dia menyatakan bahwa hanya 50%, paling banyak, dari IQ yang tinggi adalah hasil dari gen. Karakteristik lingkungan tempat individu tumbuh dan hidup jauh lebih penting dan menentukan dalam perkembangan atau tidaknya kemampuan kognitif seseorang.
Bagaimana tes IQ diciptakan?
Proses pembuatan Tes IQ Dimulai pada awal abad ke-20 dengan ide dari psikolog Theodore Simon dan Alfred Binet. Duo Prancis ini merumuskan kuesioner untuk membantu mengidentifikasi anak-anak yang tertinggal dalam pengembangan kemampuan penalaran, pemahaman, dan penilaian dan karenanya membutuhkan penguatan di sekolah. Uji Binet-Simon .
Kemudian, pada tahun 1912, psikolog William Stern mengadaptasi tes ini sehingga dapat mengukur kapasitas intelektual seseorang, dengan membandingkan usia mental dan usia kronologis. Empat tahun kemudian, tes ini disempurnakan oleh Lewis Terman, yang memperkenalkan matematika, kosakata, dan hafalan sebagai kriteria evaluasi.diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori berdasarkan nilai IQ yang mereka tunjukkan.
- Jenis musik apa yang didengarkan oleh orang-orang cerdas?
Apakah tes ini masih masuk akal pada tahun 2021?
Tergantung. Banyak detail yang perlu dipertimbangkan dalam perdebatan ini, yang membuat jawabannya menjadi sangat relatif.
Tes IQ masih masuk akal karena kualitasnya terbukti secara ilmiah sehingga dapat digunakan dalam evaluasi psikologis, menganalisis keterampilan kognitif yang relevan dengan masyarakat. Tes ini membantu mendeteksi masalah belajar pada anak-anak dan menetapkan strategi pengajaran sesuai dengan kebutuhan mereka, misalnya. Perlu juga diingat bahwa mereka adalah instrumen analisis dan pengumpulandata, dan bukan merupakan dasar eksklusif diagnosis psikologis.
Lihat juga: Dari Kanada hingga Selandia Baru: 16 gambar lanskap yang begitu indah sehingga bisa menjadi wallpaper AndaPada saat yang sama, Tes IQ dapat dianggap ketinggalan zaman Menurut psikolog Howard Gardner, "tes-tes tersebut merupakan indikasi yang cukup akurat mengenai siapa yang akan berhasil di sekolah pada abad terakhir ini." Para pengkritik tes-tes tersebut berargumen bahwa tes-tes tersebut berkontribusi pada klasifikasi hasil yang tidak adil berdasarkan jenis kelamin, ras, dan kelas.
Lihat juga: Pria menggunakan debu mobil untuk menggambar lanskap kreatifMengenai pentingnya evaluasi ini untuk mendiagnosis masalah belajar pada anak-anak, penelitian menunjukkan bahwa mengamati perilaku mereka di rumah dan di sekolah akan lebih berguna. Selain itu, telah dibuktikan oleh penelitian dari University College London bahwa IQ seseorang meningkat atau menurun sesuai dengan pengalaman yang mereka jalani, dan perubahan ini biasanya terjadi pada saatmasa remaja.